Better Novel Download PDF


Penulis: Atul Gawande
Novel Versi Digibook

Bagaimana menjadi hebat dalam suatu bidang yang di dalamnya kegagalan begitu mudah terjadi? Penulis buku laris Komplikasi mengungkap bagaimana keberhasilan tercapai dalam suatu profesi yang rumit dan penuh risiko, lewat berbagai kisah kegagalan dan keberhasilan kedokteran Sembari menghadapi kelelahan, keterbatasan sarana, dan ketidaksempurnaan kemampuan dalam segala hal yang kita lakukan, kita semua berusaha bekerja sebaik-baiknya. 

Namun, dalam dunia kedokteranlah dorongan untuk bisa berbuat sebaik mungkin mencapai puncaknya, karena tiap keputusan menyangkut hidup-mati manusia.

Atul Gawande menelusuri bagaimana para dokter berusaha mempersempit kesenjangan antara harapan terbaik dan pekerjaan yang benar-benar dilakukan, sambil menghadapi berbagai rintangan yang sering tampak tak dapat dilewati.

Gawande bukan sekadar dokter bedah biasa; ia tak hanya mampu membedah pasien, tapi juga membedah hal-hal yg terjadi di bangsal, di ruang operasi, dan di dalam hati para dokter, bahkan untuk hal-hal yang tabu untuk dibicarakan. Kisah-kisahnya tentang kecermatan, gagasan cemerlang, dan makna berbuat sebaik mungkin membawa kita ke tenda bedah medan perang di Irak, ruang persalinan di Boston, wabah polio di India, dan persidangan malapraktik di seantero Amerika Serikat.


Bekisar Merah Novel Download PDF



Penulis:

Ahmad Tohari

Novel Versi pdf


Dalam Novel Bekisar Merah ini Ahmad Tohari menceritakan tentang tokoh-tokoh yang hidup di desa kecil Karangsoga, yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai penderes nira kelapa untuk dibuat gula merah. Karena nafkah utama berasal dari penderesan nira dan pembuatan gula kelapa saja, maka mayoritas penduduknya hidup dalam kemiskinan. Pasangan Darsa dan Lasi (Lasiyah) menjadi tokoh utama dalam novel ini. Darsa yang penderes, beristerikan Lasi yang cantik dan berkulit putih, yang mempunyai nilai fisik di atas rata-rata isteri-isteri para penyadap lain. Ternyata Lasi merupakan keturunan campuran antara mbok Wiryaji dengan seorang tentara Jepang yang setelah pernikahannya, tidak pernah kembali ke desa dan hilang tidak tentu rimbanya-kabarnya ditahan Belanda.

Kemiskinan penduduk digambarkan dengan sangat menyentuh oleh Tohari. Pemahaman kondisi sosial masyarakat miskin, yang erat kaitannya dengan struktur perdagangan gula yang tidak pernah adil, digambarkan dengan sangat rinci. Kekuatan lain dari novel-novelnya adalah pemaparan yang sangat artikulatif tentang alam pedesaan. Pembaca seolah dibawa ke alam pedesaan hingga dapat merasakan angin sejuk pagi hari yang semilir, menyaksikan burung jalak yang memberi makan anak-anaknya, kelentang-kelentung bunyi pongkor (bambu untuk menadah getah nira), ataupun gemericik sungai Kalirong yang jernih yang airnya mengalir lewat batu-batu berlumut. Pemahaman tentang masalah sumberdaya alam juga sangat dalam, misalnya tentang perusakan hutan tutupan oleh penduduk setempat karena faktor kemiskinan mereka. Tidak ada alternatif untuk memperoleh keuntungan sedikit lebih, dengan ‘mencuri’ kayu sebagai bahan bakar membuat tengguli, bahan gula merah.

Hingga pada suatu saat, musibah datang bertubi-tubi pada Pasangan Darsa dan Lasi, sanggupkah mereka menghadapinya dengan tetap bersatu sebagai suami istri?

Download novelnya dan baca kisah nya...



Balthasar's Odyssey Download PDF


Nama Tuhan Yang Keseratus
Penulis: Amin Maalouf

Balthasar's Odyssey bercerita tentang seorang saudagar kaya asal Gibelet, Libanon. Ia menjual barang-barang antik dan buku-buku langka. Mendekati tahun 1666, dunia pada saat itu diguncang dengan kekhawatiran dan spekulasi akan terjadinya kiamat. Tahun 1666 dihubung-hubungkan dengan 666, yang dipercaya sebagai angka setan. Berlawanan dengan sikap skeptisnya mengenai Tahun Dajjal itu, saat Balthasar menemukan (lalu kemudian kehilangan) buku misterius karya Mazandarani yang digosipkan bisa menjelaskan masa depan, Balthasar bertekad untuk mendapatkan kembali buku itu. 

Konstantinopel adalah tujuan mereka. Utusan istana Perancis yang membeli buku yang masih diperdebatkan keberadaannya itu berlayar menuju konstantinopel. Balthasar ditemani dua keponakannya dan satu pegawainya menyusul dengan berkuda. Anggota perjalanan mereka adalah Jaber yang terobsesi akan isu kiamat, Habib yang senang bermain-main dengan perempuan dan Hatem, pegawai Balthasar yang cerdas dan setia.


Di perjalanan mereka bertemu dengan Marta, seorang “janda” yang mencari surat pernyataan bahwa suami yang meninggalkannya telah meninggal hingga ia bisa terbebas dari ipar-iparnya yang semena-mena. Selalu bersama sepanjang waktu, Balthasar dan Marta saling menaruh hati. Gagal mendapatkan buku dan surat pernyataan untuk Marta di Konstantinopel, mereka beranjak pergi ke Smyrna. Catatan tentang Sayyaf, suami Marta tak juga ditemukan. Dari seorang Juru Tulis di Smyrna, Balthasar mendapat informasi bahwa Sayyaf masih hidup, dan berada di Chios. Marta berpaling dan kembali pada suaminya. Nasib Balthasar di ujung tanduk karena ia telah menipu perwira kerajaan demi mendapatkan Marta.

Tapi nyawa Balthasar belum berakhir disitu, dia dideportasi. Digelandang dengan tangan terikat dan ikut berlayar dengan kapal penyelundup.
 Lolos dari kematian, Balthasar mendapati dirinya berada di Genoa, negeri leluhurnya. Hanya beberapa bulan disana, ia kembali berlayar ke London, dan disanalah ia mendapatkan kembali buku yang selama ini ia cari. Disana juga ia mendapatkan kehangatan dari seorang penjaga penginapan, Bess.

Kebakaran hebat membuat Balthasar harus kembali berlayar dan meninggalkan Bess. Orang-orang Inggris mencurigai orang asing membakar kota mereka. Balthasar kembali ke Genoa. Dan ramalan kiamat di tahun 1666, tak terbukti.


Download novel gratis Balthasar's Odyssey disini...

Ayat - Ayat Cinta Novel Download PDF



Karya Habiburrahman El Shirazy
Versi Digibook


Ini adalah kisah cinta. Tapi bukan cuma sekedar kisah cinta yang biasa. Ini tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam. Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu: menikah.

Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu ‘lurus’. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya.

Betul begitu? Sepertinya pindah ke Mesir membuat hal itu berubah. Tersebutlah Maria Girgis. Tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.

Lalu ada Nurul. Anak seorang kyai terkenal yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.

Setelah itu ada Noura. Juga tetangga yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.

Terakhir muncullah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.

Lalu bagaimana bocah desa nan lurus itu menghadapi ini semua? Siapa yang dipilihnya? Bisakah dia menjalani semua dalam jalur Islam yang sangat dia yakini?



Apartemen Yacoubian, Kecamuk Cinta Di Bumi Seribu Menara Novel Download Digibook



Penulis: Alaa Al Aswany

VERSI DIGIBOOK

Novel Arab modern yang laris ini mengungkap liku-liku kisah cinta
beragam anak manusia, dan kacau balau situasi sosial politik sebuah negara berkembang dengan segala persoalannya yang memotret Mesir masa kini, tapi sesungguhnya juga mencerminkan apa yang sedang terjadi di negeri kita sendiri.

Kecamuk segala sisi kehidupan manusia itu diwakili beragam manusia yang menghuni Apartemen Yacoubian, sebuah bangunan unik yang pernah menjadi salah satu gedung termegah di Kairo; lelaki playboy yang kesepian di masa tua, wanita muda penuh gairah yang terpaksa menjual kehormatannya demi menafkahi ibu dan adik-adiknya, mahasiswa miskin yang terbujuk gerakan Islam radikal, politisi korup yang suka mengutip Alquran seenaknya demi membenarkan setiap tindakannya, janda cantik yang merelakan diri menjadi istri simpanan, dan seorang redaktur koran terkemuka yang jatuh cinta sesama jenis kepada seorang tentara miskin.

Aneka corak kehidupan tersebut berujung pada akhir yang mengejutkan dalam buku ini. Dituturkan dengan bahasa yang lincah dan sederhana, novel ini merupakan sebuah jendela untuk memahami cinta dan pengorbanan dalam dunia urban modern.



Novel Anne Ahira, Diriku Dan Perjalanan Download Digibook



Dalam versi noveldigibook ini, berkisah tentang perjuangan seorang Anne Ahira dalam mecapai kesuksesan dalam bidang Internet Marketing. Dalam perjuangannya, Ia mendapat berbagai cobaan, seperti dianggap sebagai pemakai narkoba, dianggap gila benaran, sampai terjadi konflik antara dirinya dan keluarga karena prasangka orang lain yang menganggapnya wanita tidak benar.
Baca kisah perjuangannya hingga ia mendapat ratusan ribu dolar perbulan, dan menjadikannya tempat pendidikan Internet Marketing terbaik di seluruh Indonesia.
Sebuah kisah yang dapat membangkitkan semangat yang terpuruk…



And Baby Makes Two Novel Download PDF


Penulis: Dian Sheldon
Novel versi pdf

Bila Kelak Aku Dewasa

DALAM banyak hal, tanggal 25 Oktober sama saja seperti hari-hari lainnya, dan itu berarti, hari itu dimulai dengan pertengkaranku dengan ibuku, dan berlanjut dari sana.

Pertengkaranku dengan ibu dipicu tidak adanya susu untuk teh. Seperti biasa, itu salahku. Tidak pernah salah Hillary. Hanya Tuhan yang tahu, siapa yang dia jadikan bulan-bulanan pelampiasan kekesalannya dulu, waktu belum ada aku, karena dia selalu saja menimpakan kesalahannya padaku. Gara-gara pertengkaran itu, lagi-lagi aku terlambat masuk sekolah. Mr. Cox, guruku, memberiku hukuman.

Kebahagiaan ini milikku. Memang inilah yang kuinginkan sejak dulu. Tambahan lagi, punya bayi jauh lebih asyik daripada ikut ujian."

Lana Spiggs sudah bosan dengan perlakuan semua orang yang selalau memerintahkannya melakukan ini-itu: ibunya, guru-gurunya... Lana ingin cepat dewasa, punya rumah sendiri, suami dan anak-anak -- dengan begitu, tidak ada lagi orang yang bisa menyuruhnya dia seenaknya.

Kemudian, di hari ulang tahunnya yang kelima belas, Lana bertemu Les. Dia tahu, cowok itulah pria idamannya, jadi ketika dirinya hamil, dia merasa semua keinginannya terkabul. Tapi apakah impian Lana tentang Keluarga Bahagia seindah kanyataannya?

Download novel And Baby Makes Two karya Dian Sheldon disini...

Alissa Novel Download PDF atau Baca Online


Penulis: Susi Hutapea
Novel versi pdf

“Kamu kenali saya, Alissa? Kamu lihat saya?” kata saya dengan mata berlinang.

“Noor.” Alissa meraih wajah saya.
“I am sorry,” katanya tersenyum getir. “There is no Meldwin. Tak ada siapa-siapa. Tidak ada penulis skenario yang hebat itu. Tidak ada. Hanya ada seorang istri yang bodoh dan pria yang egois.” Dia memeluk saya. “Saya bohong tentang semuanya. Saya tak pernah jadi apa pun. Tidak guru musik. Tidak juru rawat. Saya tidak pernah ke Nepal. Ghana. Montreal. Mana pun. Saya hanya mengikuti dia ke mana dia pergi. Tak berdaya sama sekali. Jiwa saya sudah mati... Noor. Mati. Mati.”


Saya menangis melihat air matanya jatuh. 

“Saya sakit sekali, tapi tak mungkin saya meninggalkan dia....”

“Alissa, pergilah. Engkau akan baik-baik. Engkau akan sembuh. Bercerailah dari dia. Tinggalkan dia,”bisik saya di telinganya. 

Aku Ingin Seperti Laki-laki Download PDF


Download novel gratis
Novel versi pdf
Penulis: Dirgita Devina


“Ninda..., sebaiknya kita pergi.” Aku mencoba melerai. Orangorang sudah mulai memperhatikan kami dan aku takut rahasiaku akan bocor lebih awal.

“Yap, pergi saja dengan setengah wanita itu!”

Deg! Jiwa lakilakiku terpanggil. Aku maju ke depan. “Kau ingin merasakan pukulanku?”

“Aku yakin, pukulanmu selembut belaian tangan bayi.”

Giliran Ninda mencoba menarikku untuk menjauh. Ia sudah sadar dengan situasi yang akan kami hadapi.

“Aku bisa membeberkan rahasiamu sekarang. Dan malumu takkan tertanggung. Kau memiliki ibu yang....”

“Hentikan ucapanmu!” Pekikanku berhasil menarik perhatian orangorang.

Semua berhenti dan menoleh. Saat itu, aku tersadar. Tampaknya, semua akan tahu rahasiaku. Tapi, aku terlanjur kesal dengan pemuda di hadapanku. Riko tersenyum melecehkan.

Dan mendadak, tanganku bergerak merangkul pundak Riko. Aku menciumnya. Mata Ninda seakan mau copot menyaksikan bibir kami yang saling menyatu.


Download novelnya disini...

Akhirnya Ku Temukan Kebenaran Novel Download PDF atau Baca Online



Ebook format pdf
Penulis: DR. Muhammad al-Tijani al-Samawi.

Buku ini sederhana. Mudah dicerna. Suatu kisah perjalanan dan kisah penemuan. Tetapi bukan penemuan teknologi atau biologi. Penemuan dalam bidang agama dan mazhab falsafah kehidupan.

Karena penemuan ini berdasarkan pada pikiran yang sehat dan penelitian yang akurat, dimana dengannya kodrat manusia berbeda dengan makhluk-makhluk yang lain, maka kupersembahkan buku ini kepada setiap orang yang berpikiran rasional dan berakal sehat.

Yakni mereka yang ingin mencari suatu kebenaran sehingga dapat membedakannya dengan yang batil; yang menimbang segala sesuatu yang sampai padanya dengan neraca keadilan; yang hanya akan menerima kebenaran semata-mata karena dalil dan landasannya yang sepenuhnya bisa dipertanggungjawabkan; yang mampu membedakan antara jalan pikiran yang logis dan tidak logis; antara pendapat yang kuat dan pendapat yang lemah. Firman Allah, "Mereka yang telah mendengar berbagai pendapat lalu ikut mana yang terbaik darinya, maka mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka adalah Ulul Albab."

Akhirnya senja Download PDF atau Baca Online

Penulis:Sulaiman Tripa
Novel versi pdf
Pemenang Ketiga Sayembara Mengarang Cerber femina 2006

Ketika fajar yang disusul mentari pagi menyinari jagat, tangan Fatimahmeremas-remas tanah makam. Ia masih tak bergerak, bahkan ketika sampai ada berita dari ujung gampong: tiga wanita tergeletak di jalan dengan sembilan liang pada masing-masing tubuh mereka.

Fatimah ingin bangkit, tapi tak mampu. Ia sangat ingin melihat tiga wanita itu. Apalagi, ia dengar ada sembilan liang di masing-masing tubuh mereka. Ketika sekali lagi ia mau bangkit, tiba-tiba jagat jadi gelap dalam sekejap. Sebelum semuanya terhapus, ia mulai mendengar Samiun menangis lagi.

Apakah yang terjadi? Download atau baca kisah menarik ini disini...

Aku Beriman maka Aku Bertanya Novel Download PDF



Penulis: Jeffrey Lang


VERSI DIGIBOOK

Banyak orang berkeyakinan bahwa pertanyaan rasional hanya akan merongrong iman. Pertanyaan kritis pun kerap dijawab dengan kaku oleh para pemuka agama. Akibatnya, kegalauan iman terus bercokol di benak para penanya. Upaya mereka dalam menyelesaikan pertentangan iman–akal selalu terantuk kecenderungan kaum muslim untuk membakukan pendapat-pendapat ulama terdahulu. Tak pelak, kelesuan beragama mendera para mualaf dan generasi muda muslim. Mereka inilah yang paling mengalami kesukaran merajut ikatan nyata dengan Islam di tengah budaya sekuler.

Dengan jeli dan sepenuh hati, Jeffrey Lang memindai kelesuan tadi dan berusaha menanggapinya. Ia mencoba menjawab keluhan para generasi muslim dan mualaf, juga gugatan para penghujat Islam. Menurutnya, untuk menggapai iman sejati, kita mesti membebaskan diri dari tradisi dan memeriksa keyakinan-keyakinan kita secara rasional. Banyak cara yang digunakan Alquran dalam mendorong kita untuk mendekati iman kepada Allah secara rasional! Lang pun menekankan pentingnya diskusi terbuka atas isu-isu yang banyak dirasa tak enak dalam komunitas muslim, dengan mengedepankan sikap apa adanya, objektif, dan tidak mengelak dari kontroversi.


Aku Bangga Punya Ayah Seorang Koruptor Novel Download Digibook




VERSI DIGIBOOK



Ayahku juga tahu soal korupsi dalam Tecnical Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PT Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu yang berhasil merugikan negara senilai US $ 24.8 juta. Ayahku pun tahu penyimpangan penyaluran dana BLBI senilai Rp 138,4 triliun dari total dana senilai Rp 144,5 triliun serta penyelewengan penggunaan dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun. Last but not least, Ayahku sempat berhubungan dengan Joko S. Tjandra sebelum kabur.



Topeng Sang Putri Download PDF Atau Baca Online


Konon sejak Kerajaan Aqnetta berdiri banyak yang berusaha menguasainya tetapi tidak ada yang pernah berhasil. Dan sampai sekarang hal itu tidak pernah terjadi. Kekuatan militer Aqnetta tidak dapat diabaikan. Kekuatan militernya yang tangguh itulah yang membuatnya tetap damai dalam kebebasannya.

Siapapun yang ingin menyerang Kerajaan Aqnetta selalu berpikir berulang kali. Apalagi terdengar adanya kabar bahwa Kerajaan Aqnetta mempunyai sekelompok pasukan rahasia yang tiada tandingnya.

Memang satu-satunya jalan yang termudah untuk memasukkan Aqnetta ke dalam Skyvarrna adalah dengan menikahi Putri Kerajaan Aqnetta.

Bagaimana kisah Topeng Sang Putri seluruhnya? Download atau baca langsung novelnya disini...

ATAU

Novel Totto Chan: Gadis Cilik Di Jendela Download PDF Atau Baca Online


Penulis: Tetsuko Kuroyanagi 
Novel versi pdf


Ibu Guru menganggap Totto-chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali, kan?

Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.

Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Download atau baca langsung novel Totto Chan: Gadis Cilik Di Jendela disini...


Twilight : Twilight Download PDF


Novel versi Pdf
PenulisStephenie Meyer

"Tentang tiga hal aku benar-benar yakin:

Pertama, Edward seorang vampir.

Kedua, ada sebagian dirinya---dan aku tak tahu seberapa dominan bagian itu---yang haus akan darahku.

Dan ketiga, aku mencintainya. Dan cintaku padanya teramat dalam dan tanpa syarat."

Ketika Isabella Swan pindah ke Forks yang muram, ia bertemu Edward Cullen, cowok misterius sangat memesona yang membuat perasaannya jungkir-balik. Dengan kulit porselen, sepasang mata keeemasan, dan suara merdu memikat, Edward sungguh sosok teramat menarik yang membuat Isabella terpikat. Selama ini Edward telah berhasil menyembunyikan identitasnya yang sesungguhnya, tapi Bella bertekad untuk menyingkapkan rahasia paling kelamnya.

Hanya saja Bella sama sekali tidak menyadari bahaya yang menantinya, ketika hubungannya dengan Edward semakin akrab. Dan sanggupkah Bella berpaling dan meninggalkan Edward sebelum segalanya terlambat dan tak ada jalan kembali baginya?

Ini adalah kisah cinta terlarang. Dan seperti cinta terlarang lainnya, cinta ini tak mengenal jalan kembali, selain menjadi hidup dan sekaligus mati pada saat yang sama.

Twilight : New Moon Download PDF


Novel versi Pdf
PenulisStephenie Meyer

Apa yang akan dilakukan Bella jika ia dihadapkan pada dua pilihan? Ketika cinta yang disodorkan padanya sama-sama dalam... dan terlarang? Yang satu napasnya. Yang satu mataharinya. Mungkinkah ia memilih keduanya? Atau belajar mencintai dari awal lagi? Tak mungkin seorang perempuan memiliki dua pasangan jiwa. Ya, kan? Karena itu ia harus memilih satu, atau membiarkan takdir memilihkan untuknya...

Jacob Black muncul dalam hidup Bella yang berantakan dan menawarkan sebentuk cinta yang lain. Ia membuat Bella tertawa dan mengenal segala sesuatu tentang Bella tanpa Bella perlu mengatakannya. Ia ada kapan pun Bella membutuhkannya, meskipun jauh di dalam hati ia tahu, dan mengerti, Bella masih teramat mencintai Edward. Lalu tiba-tiba Jacob menghilang dari kehidupan Bella.Dan kali ini Bella tak akan tinggal diam. Tidak kali ini, ketika kebahagiaan nyaris jadi miliknya lagi.

Twilight : Eclipse Download PDF


Novel versi Pdf
PenulisStephenie Meyer

buku ketiga dalam kisah cinta memukau Stephenie Meyer's vampire, Sebagai Seattle dilanda oleh serangkaian pembunuhan misterius dan berbahaya vampir terus pencariannya untuk membalas dendam, sekali lagi Bella menemukan dirinya dikelilingi oleh bahaya. Di tengah semua itu, dia dipaksa untuk memilih antara cintanya kepada Edward dan persahabatannya dengan Jacob ---

Mengetahui bahwa keputusannya memiliki potensi untuk menyalakan perjuangan awet muda antara vampir dan werewolf. Dengan cepat mendekati kelulusan, Bella memiliki satu keputusan yang lebih untuk membuat:

hidup atau mati. Tapi yang mana?


Atheis Novel Download PDF



Judul: Atheis
Penulis: Achdijat Karta Mihardja




Sinopsis novel Atheis:
Hasan (aku), seorang pemuda yang masih tergolong berada dan punya tingkat stratifikasi sosial yang tinggi di desa asalnya, meninggalkan orangtuanya dan memulai kehidupan baru di kota Bandung dengan tinggal bersama bibinya dan bekerja pada sebuah kantor jawatan pemerintah. Kehidupan sehari-hari masih berjalan normal sebagaimana dari sejak dulu ia menjali kehidupan di desa hingga ia bertemu Rusli dan Kartini.

Berawal dari ajakan Rusli, kawan masa kecilnya duluyang secara tidak sengaja bertemu lagi sekarang setelah lama berpisah. Untuk bertamu kerumahnya dan terlebih lagi ada perasaan tertentu yang menghingapinya kala bertemu dengan Kartini yang merupakan teman Rusli, pertama kali berjumpa, Hasan jadi sering mampir kerumah Rusli. Dan mulailah Hasan mencebur dalam pergaulan Rusli dan Kartini, serta kawan-kawan mereka yang merupakan aktivis ideologi marxis.
Hasan yang dulunya tetap mampu hidup sebagaimana biasa di desanya walaupun berada ditengah-tengah kemodernan kota Bandung mulai berubah. Hal yang utama adalah menyangkut sisi relijius yang selama ini sanggup dipegang teguhnya. Semakin ia berkumpul dalam forum-forum diskusi pemikiran marxis Rusli dan kawan-kawan. Ia mulai perlahan-lahan Hasan meninggalkan gaya hidupnya yang lama.
Tentu saja ideologi marxis akan sangat menubruk pemahaman keagamaan tradisional Hasan. Dan ini juga tak berlangsung mudah. Pada awalnya Hasan masih sangat keras untuk berusaha melawan jalan pemikiran kawan-kawan marxisnya. Hal ini ditunjukan tekadnya suau kali untuk menyadarkan Rusli dan kawan-kawan untuk kembali ke jalan yang benar. Dengan semangat ia mendatangi Rusli, namun ternyata Hasan kalah dalam berdebat.
Rusli di gambarkan sosok yang sangat cerdas dan pintar berwacana, tidak sebanding dengan Hasan yang masih sederhana wawasan maupun pola pikirnya. Hasan menyerah, ia bergabung dalam lingkungan marxis itu dan terus terpengaruh makin dalam.
Sewaktu ia kembali kerumah orang tuanya di desa wanaraja, kebetulan sama Anwar (salah seorang kawan marxisnya yang paling gila), Hasan bahkan berani untuk berterus terang kepada orang tuanya tentang pemahaman keimanan terbarunya. Dan tentu saja untuk itu Hasan harus membayar dengan perpisahan untuk selamanya.
Namun di tengah terperosoknya Hasan ke dalam lingkungan marxis, ia sebetulnya juga tak sepenuhnya sanggup dan mau untuk mengikuti ideologi tersebut. Keberadaan seorang Kartinilah yang menjadi perangsang baginya untuk terus berada di komunitas yang membuat ia kebanyakan hanya jadi penonton yang pasif dalam berbagai saling lempar wacana yang ada.
Hingga akhirnya Hasan kawin dengan Kartini pada awalnya mereka berbahagia. Tentu tak lama pula datanglah masa sengsara, Hasan dan Kartini sering bertengkar. Dan pertengkaran itu berujung perpisahan. Sumber konfliknya uatamanya adalah Hasan tidak suka gaya hidup modern Kartini. Hasan masih memendam cara pikir yang konservatifnya.
Dalam keterlibatan ia bergabung dalam dunia kaum "ATHEIS", ia masih mendekap erat pandangan-pandangan masa lalunya. Dan pertentangan pikiran ini cukup menyiksa hari-hari Hasan. Yang hanya sanggup diobati, awalnya dengan impian akan keanggunan Kartini, tetapi selain itu Hasan pun berharap dengan penderitaan fisik berupa penyakit paru-paru yang dideritanya.
Suatu hari Hasan mengetahui bahwa di suatu hotel Anwa pernah berniat memperkosa Kartini, dalam marah ketika berjalan mencari Anwar, ia ditembak oleh tentara Jepang yang menuduhnya mata-mata. Hasan tersungkur oleh terjangan peluru dan mengucap takbir (Allahu Akbar), sisa-sisa relijius yang terpendam dihatinya selama ini keluar juga akhirnya. Ia mati di penjara ssebab dikabarkan tak sanggup menahan siksa. Kartini sangat sedih dan terpukul begitu mendengar kabar Hasan yang dicintainya.


Download novel gratis Atheis buat Anda.



Alissa Novel Baca Online


Alissa
Penulis: Susi Hutapea

Suara-suara dari lantai empat itu sungguh mengerikan. Benarkah itu hanya suara orang yang sedang latihan drama?


Kami bertemu secara kebetulan pagi itu: saya dan Alissa. Di pintu flat kami yang sempit. Hujan turun rintik-rintik.

“Ow. Shit,” katanya menghela napas.

Saya tertawa dalam hati. Di negeri ini, hujan bisa turun kapan saja, sesuka hati. Bahkan, semenit setelah matahari bersinar terang benderang, ia bisa turun dengan lebatnya. Tanpa tanda-tanda. Saya mulai terbiasa dengan hal itu dan siap menenteng payung yang besar dan bergagang kokoh ke mana pun saya pergi.

“Saya mesti lari lagi ke lantai empat!” keluhnya.

“Anda mau ke mana?”

“Waitrose.”

“Hei. Ayolah. Kita bisa pakai payung ini berdua.”

Ia melongo dan tertawa.

“Kita?”

Tawaran berbagi payung dari orang yang baru Anda kenal, memang jarang terjadi. Saya pun tidak biasa melakukan hal itu. Tapi, berhubung jarak flat kami dan Waitrose hanya lima menit berjalan kaki, dan saya pun sedang menuju ke supermarket itu, apa salahnya?

“Ya. Kenapa tidak.”

“Aha. Terima kasih. Terima kasih.”

Dan kami berjalan bersisian.

“Kita baru kali ini berjumpa, bukan? Kamu penghuni baru di flat?”

“Ya. Ya. Kami baru tinggal di sini lima bulan….”

“Oh, sudah lama juga. Di lantai berapa?”

“Dua.”

By the way, saya Alissa.”

“Saya Noor.”

Flat kami berlantai empat. Letaknya di timur kota London. Suami saya, Titus, sedang ditempatkan di kota ini untuk jangka waktu dua tahun. Titus seorang arsitek dan sebuah proyek mengundangnya ke sini.

Malam itu saya sedang merebus spaghetti. Dalam kesendirian, lamat-lamat saya dengar lagi bunyi-bunyi itu. Saya sudah mendengarnya beberapa kali. Bunyi yang sama: agak jauh rasanya, tapi cukup jelas gemanya. Sesuatu seperti… hmmm... kursi berderit-derit. Lalu tembok yang ditinju. Lalu orang bercakap-cakap dengan suara keras, cukup jelas iramanya, tapi sulit saya cerna kata-katanya. Saya dan Titus pernah mendiskusikan hal ini. Titus menebak, suara itu di lantai empat.

Hmmm. Lantai Alissa. Ada dua pintu seingat saya di sana. Berarti ada dua unit. Kalau nanti saya bertemu Alissa lagi, akan saya tanya padanya.

Saya bertemu lagi dengan Alissa di pagi hari. Waktu itu saya sedang jogging dan ia berjalan dari arah berlawanan.

“Alissa,” tegur saya dari jarak tiga puluh senti darinya.

“Oh. Eh. Pagi, Noor,” katanya seperti tersadar dari lamunan panjang.

“Hai,” saya tersenyum. “Belanja apa?”"

“Oh…,” dipandangnya plastik yang ia bawa. “Susu. Untuk kopi. Saya selalu minum kopi di pagi hari. Kamu?”

“Saya lebih suka teh daripada kopi. Kapan-kapan kita bisa minum teh sama-sama kalau kamu tidak sibuk.”

Alissa menatap saya. Saya bisa membaca keragu-raguannya. Lalu….

“Saya tidak pernah sibuk.”

“Ayolah, mampir,” kata saya ketika kami tiba di pintu flat. “Temani saya sarapan.”

Mmm,” ia tersenyum sedikit.

“Ayolah. Saya punya muffin. Punya croissant. Saya bisa buatkan kamu scrambled eggs, kalau mau.…”

Are you sure?” tanyanya lagi.

Saya mengangguk.

“Saya ambil cookies dan akan segera ke tempatmu. Lantai dua, ya.”

“Ya. Sebelah kanan lift.”

Sejak pagi itu, Alissa sering mampir berkunjung ke tempat saya. Saya sungguh gembira mendapatkan teman baru. Terlebih lagi, kami mempunyai beberapa kegemaran yang serupa. Sama-sama suka memotret. Sama-sama senang masak. Sama-sama membaca cerita detektif.

Hal lain yang membuat saya gembira adalah Alissa punya banyak cerita. Ia sudah berkelana ke mana-mana: India, Nepal, Brazil, Ghana, China, Montreal. Seluruh belahan bumi. Saya selalu terkesima mendengar pengalamannya di masing-masing negeri. Yang paling menakjubkan adalah bagaimana ia memaparkan apa yang ia makan di tiap sisi dunia.

“India. Nomor satu India, Noor. Itu favorit saya.”

“Mereka makan kari, bukan? Dengan santan dan cabai pedas?”

Hmmm. Itu hanya satu pilihan. Tapi, coba kamu bayangkan nikmatnya memakan roti nan sambil mencelupkannya beberapa kali pada bumbu kari? Dan sedikit daging? Hmmm….” Ia memejamkan mata.

Saya menatapnya tak berkedip. Enak betul roti dan kari itu. Enak betul jadi Alissa.

“Kamu sudah pernah ke mana di dunia ini?” tanyanya.

Rasanya wajah saya merah seketika. London adalah kota pertama yang pernah saya injak, di luar tanah air.

“Saya baru kali ini meninggalkan negeri saya.”

“Ah, ah,” ia tersenyum menggoda. “Bagaimana mungkin?”

“Begitulah. Saya anak sulung. Ayah saya meninggal ketika usia saya tiga tahun. Selebihnya, saya hidup dengan ibu dan adik saya. Saya tak pernah meninggalkan mereka, jika tidak penting sekali. Baru setelah saya menikah dengan Titus.”

“Oh…,” katanya.

Barangkali sulit ia pahami, hubungan antara ‘status saya sebagai anak sulung’ dengan ‘tidak ke luar negeri’. Saya pun bingung menjelaskannya. Tapi, itu sungguh terjadi: keterikatan saya yang teramat besar dengan ibu dan adik-adik saya, membuat saya gelisah kalau mereka tak ada.

“Kamu selalu pergi sendirian, Alissa? Dengan teman? Atau dengan ibu?”

“Dengan teman. Ibu saya meninggal ketika saya remaja. Lima belas-enam belas... sekitar usia itu.

Alissa pun pernah bercerita bahwa ia sudah menjalani berbagai profesi. Guru musik. Juru rawat. Dan terakhir, sebagai penyiar radio. Ia bisa bernyanyi dan bermain piano. Asal tahu saja, itu cita-cita saya sejak taman kanak-kanak. Bernyanyi sambil memainkan piano. Tapi, bakat musik tak ada dalam darah saya. Main piano saya tak sabar. Menyanyi? Mmm, tidak. Suara saya tak lebih merdu dari derit pintu.

“Waktu saya jadi penyiar radio, saya sempat memegang dua jenis musik. Klasik dan jazz. Asal kamu tahu, saya buta musik klasik. Tak bisa membedakan mana Mozart mana Beethoven. Ketika satu lagu selesai terputar, saya bacakan semua komentar tentang Mozart dari artikel di majalah. Lengkap dengan bumbu-bumbu sekadarnya. Lima menit kemudian, ada telepon ke studio, memberi tahu: komposisi tadi karya Beethoven. Malunya!”

Saya tergelak-gelak.
“Siapa suruh membual.”

“Saya hanya berusaha memperpanjang kalimat. Tapi, sudahlah. Saya dapat teguran dari bos, dan dipindahkan ke siaran jazz. Sejak itu, saya di surga.”

Saya menelan ludah. Baru saya sadari, betapa monotonnya hidup saya. Lulus kuliah, bekerja di bank yang sama selama sepuluh tahun, lalu berhenti karena menikah dengan Titus.

Saya menatap Alissa tak lepas. Ah, seandainya saya dia….

Pagi itu kami sarapan berdua, seperti biasa. Duduk menikmati banana cake. Alissa yang membuatnya, dan harus saya katakan, cake itu sungguh lezat.

“Ini banana cake paling lezat yang pernah saya makan.”

“Ah, ya? Terima kasih. Saya membuatnya kemarin malam. Saya senang membuat kue malam hari, entah kenapa. Mungkin karena bunyi mixer lebih merdu di malam hari...,” katanya tertawa. “Alasan tak masuk akal.… Tapi, entahlah, saya senang membuat kue di malam hari.”

Kata-kata ‘bunyi mixer’ dan ‘malam hari’, membuat saya mendadak teringat pada suara-suara yang sering saya dengar.

“Alissa, kamu di lantai empat, kan, ya?”

“Ya.”

“Pintu kanan atau kiri?”

“Kiri. Ada apa?”

“Saya sering mendengar bunyi-bunyi aneh di malam hari. Titus menebak, itu dari lantai empat, karena tak begitu jelas terdengar. Kamu dengar itu juga?”

“Bunyi?” Ia membelalak. “Aaaaah. Itu.” Ia mengibaskan tangannya. “Kamu kenal Mr. Law? Paul Law? Dia tinggal di sebelah kiri. Ya. Pernah dengar nama itu? Dia seorang penulis skenario yang baik sekali. Karyanya banyak dipentaskan. A bit strange, sebagaimana layaknya seniman. Kalau dia sedang menulis sesuatu, hmmm, naskah, prosa atau semacam itu, ia sering terlalu menjiwai. Ia bisa menarik-narik kursi, atau menggebrak meja, atau bercakap-cakap sendiri….”

Saya mengangguk-angguk. Lega, karena teka-teki itu sudah terpecahkan. Saya bisa ceritakan pada Titus, ketika dia pulang.

“Nanti kamu akan dengar suara wanita terbahak-bahak. Atau menangis. Atau menjerit. Nah! Itu calon pemain dalam naskah sandiwaranya!”

Saya menghela napas dan tersenyum. Terjawab sudah tanda tanya besar itu.

“Saya tidak pernah bertemu dia.”

“Ouw. Come on. Berapa orang di flat ini yang pernah kamu jumpai, selain saya?” Alissa mengedipkan matanya.

Saya tersipu.

“Tidak ada. Tidak siapa-siapa.”

“Tidak juga suami saya.”

“Ah, ya. Meldwin.”

Ck…ck…ck…. Lain kali. Saya janji. Saya akan paksa dia turun dan memperkenalkan diri pada kamu dan Titus.”

Saya mengibaskan tangan.

“Soal kecil,” kata saya. “Jangan terlalu merepotkan. Hanya kalau Meldwin tidak sibuk.”

“Hei. Kamu harus tambah sedikit mentega pada cake ini, Noor. Rasanya akan menjadi luar biasa. Di mana mentega? Ah, itu….” Ia menggapai mentega di sisi kanannya.

Kaus Alissa tersibak, dan saya melihat noda hijau di pinggangnya, sebesar separuh telapak tangan. Saya melongo menyaksikan pemandangan itu.

“Ada apa?” tanyanya heran melihat saya tertegun.

Eh? Ah? Mmm. Tidak. Sini menteganya.”

Saya hamil. Kata dokter, kehamilan saya usianya enam minggu. Saya memberi kabar kepada para sahabat dekat. Kemarin berita besar ini sudah saya sampaikan kepada Ibu. Hari ini saya hendak memberi tahu Ratri, sahabat saya. Saya mengabarkannya lewat e-mail. Sambil mengetik, saya putar Suzanne Vega di CD player saya. Dan bergoyang-goyang kepala saya dibuatnya.

Tapi, ampun…. Apa itu? Bunyi apa itu? Aaaah. Pasti tetangga lantai empat itu lagi! Paul Law. Seperti apa, sih hebatnya dia? Dengarlah bunyinya. Sret. Sret. Sret. Dum. Dum. Bam. Bruuuk. Dan percakapannya seorang diri itu. Hmmm. Hmmm. Entah bagaimana rasanya jadi Alissa yang begitu dekat dengan sumber suara.

Suzanne Vega sudah selesai bernyanyi satu lagu, tanpa saya nikmati. Jengkel, saya matikan CD dan berusaha membaca. Aduh. Saya merinding. Saya seperti mendengar wanita menangis. Aduh.

Lekas-lekas saya ambil handphone.

“Titus…,” kata saya gugup setelah mendengar kata ‘halo’ di seberang.

“Noor? Ada apa?”

Ssst. Lantai empat itu, Titus. Kali ini terdengar suara tangisan, Titus.… Aku takut?”

Alaaa. Sudah dibilang Alissa, kan, dia penulis skenario. Mungkin sekarang yang menangis itu calon pemeran wanitanya! Jangan paranoid begitu, dong. Sekarang sedang apa kamu?”

Saya menghela napas. Saya mendengar tangisan itu. Saya merasa, itu bukan sebuah latihan sandiwara.

Hmmm. Ya, sudah, deh.”

Saya letakkan handphone. Lebih baik memasang CD dengan lebih keras. Berharap tetangga sebelah agak sedikit tuli dan tidak terganggu. Daripada mendengar tangisan yang menusuk sumsum.

Belum lima menit, terdengar ketukan di pintu saya.

Mampus. Saya mengganggu orang, pasti.… Saya matikan CD saya.

“Ms. Gunawan?” suara dari luar.

Yes?” kata saya dari dalam sambil sibuk mendapatkan gambaran keseluruhan lewat lubang di pintu.

I am Dorothy. Maaf mengganggu. Tapi, tagihan air Anda masuk ke kamar saya.”

“Oh,” saya menarik napas lega. Merasa luput dari ‘teguran’ maut. Lekas-lekas, saya bukakan pintu. Kenalan baru, pikir saya. “Terima kasih.”

“Ia salah menulis lantainya. Ditulisnya lantai tiga, jadi sampai pada saya.”

“Oh, Anda di lantai tiga,” kata saya. “Senang bisa bertemu Anda.”

“Saya juga. Anda sudah lama di sini?”

Well, not really. Tapi, setidaknya saya sudah mengenal tetangga saya: Anda, Dorothy. Dan Alissa.

“Alissa?” wanita itu mengernyitkan alisnya. Seperti melihat tarantula.

“Ia teman saya sarapan.”

“Teman sarapan?”

Saya mulai terganggu dengan reaksinya yang berlebihan. Saya, toh, tidak sarapan dengan hantu, pikir saya.

“Anda kenal Alissa, Madam?” tanya saya sedikit jengkel.

Dorothy menatap saya lurus.

“Ia putri saya.”
Saya tercenung di tempat saya berdiri. Seingat saya, Alissa bilang ibunya meninggal ketika remaja....

Ow,” kata saya ragu-ragu. “Senang sekali bertemu Anda, Madam. Saya Noor.”

Dorothy tersenyum.

“Sampaikan salam saya kepada Alissa, jika Anda sarapan dengan dia.”

“Ya. Ya,” kata saya tolol. Dada saya penuh tanda tanya. Ibu ini mestinya sudah tak ada, tapi ada. Anak dan ibu tinggal satu atap. Dan ibu berkirim salam kepada putrinya sendiri, yang tinggal satu lantai di atasnya. Tuhan. Siapa yang gila di sini?

Saya merasa seperti tikus kecil dalam labirin. Sesak. Bingung. Letih.

Beberapa hari setelah itu, saya tak pernah bertemu Alissa. Saya ceritakan kepada Titus, tentang segala keanehan yang ada, tapi –saya ingat kata-kata Ratri—pria jarang tertarik pada cerita wanita. Dan itu benar terjadi. Mengangkat kepalanya dari koran pun tidak. Yang saya dengar cuma, “Hmm,” atau “O ya,” beberapa kali. Lalu ketika saya tanya pendapatnya, Titus menatap saya dan bertanya, “Pendapat apa?”

Saya putus asa dan malas melanjutkan percakapan. Sedikit tidak tega juga harus membebani pikiran pria yang saya cintai dengan hal-hal yang baginya kurang penting. Tapi, saya benar-benar ingin tahu. Benar-benar ingin tahu.

“Teleponlah dia,” Titus memegang pipi saya. Saya tahu, ia sedikit kurang sabar menghadapi rasa penasaran saya. “Sekadar tanya apa kabar tak ada salahnya.”

“Hanya answering machine. Saya tinggalkan pesan, ia tak membalas.”

“Datangi lantainya.”

“Sudah. Sudah. Aku ketuk rumahnya, tapi tak ada yang keluar.”

Lalu saya ingat, ketika saya mengetuk rumah Alissa pagi itu, seorang pria tiba-tiba berdiri di anak tangga terakhir, menatap saya.

“Hai,” kata saya salah tingkah. “You must be Meldwin?” tanya saya berusaha akrab.

“Bukan,” jawabnya dingin.

Mampus, desis saya dalam hati. Dia pasti Paul Law!

“Maaf. Saya pikir Anda Meldwin....”

“Tidak ada nama Meldwin di lantai ini.”

Saya ingat, Alissa pernah bilang, sutradara dan penulis skenario itu tak pernah keluar rumahnya. Kalaupun pernah, hanya malam hari, ke studio. Saya hanya membaca namanya entah di surat kabar, kalau pementasan, atau di kartu Natal, kata Alissa dulu. Saya pun, kata Alissa lagi, lebih sering melihat dia di majalah, dibanding aslinya.

“Oh. Maaf,”kata saya merasa sedikit ketakutan. “Saya pasti salah,” kata saya bergegas turun. Saya tahu, ekor matanya mengikuti saya ke mana saya pergi. Cara menatapnya, sungguh-sungguh membuat saya menggigil.

“Hm. Mam,” panggilnya tiba-tiba.

“Ya?”

“Anda sudah coba ke bawah? Lantai satu sampai tiga?”

Saya kehilangan kata-kata.

“Belum. Terima kasih.”

Sejak kejadian itu, saya punya keengganan untuk naik ke atas mencari Alissa. Biarlah, saya mencarinya lewat telepon saja.

Dan saya tak pernah berhasil.

“Barangkali….”Titus tersenyum pada saya. “Alissa ke luar kota.”

Saya menghela napas. Berusaha percaya pada kata-kata itu, meski rasanya mustahil.

Alissa sungguh-sungguh menghilang dari saya. Seingat saya, sudah dua minggu. Saya kesepian. Saya rindu pada Alissa. Saya rindu ceritanya yang jenaka dan bola matanya yang menari-nari. Tawanya yang lepas atas segala kisah hidupnya yang begitu berwarna. Makin lama ia bercerita, makin banyak kopi-teh-kue yang kami habiskan, makin keras tawa kami. Ah. Saya ingin betul bertemu dia.

“Noor.”

Saya menengok dan tertegun.

“Dorothy. Apa kabar,” kata saya sambil mengancingkan mantel.

“Baik.”

Saya mengatur napas baik-baik sebelum saya berani bertanya.

“Lama saya tak bertemu Alissa. Apa kabar dia?” tanya saya.

Titus dulu menasihati saya untuk tidak bertanya apa-apa pada orang yang saya kurang kenal. Yang lazim bagi kita, belum tentu normal buat mereka. Jangan terlalu gampang bertanya, Noor, pesannya.

Dorothy tersenyum pada saya.

I really don’t know.”

Titus benar!

Ow,” saya berusaha membalas senyumnya. “Baiklah. Sampai ketemu.”

“Saya pikir, Anda tahu,”katanya setelah saya berlalu.

“Hm?” saya menoleh. Bersiap-siap untuk ‘kejutan’ berikutnya.

“Mm. Ini mungkin tak enak didengar, tapi saya dan Alissa memang putus hubungan. Dia yang memutuskan hubungan dengan saya.”

Anak – Ibu putus hubungan? Apa pula itu?

“Sejak….” Mata di depan saya berkaca-kaca. “Sejak saya menyuruhnya bercerai dari Paul....”

“Paul?”

“Suaminya.”

“Paul Law?”

“Ya.”

Saya menelan ludah.

“Dorothy,” saya mendekatkan wajah saya. Berusaha merekam semua gerak-gerik ‘ibu’ sahabat saya. “Meldwin nama suami Alissa. Paul tetangganya.”
Dan bahu di depan saya berguncang. Lama. Ia menangis. Isakannya cukup keras sehingga saya bingung sekali. Menyesal saya memulai percakapan tadi. Menyesal. Jika sudah begini, apa yang bisa saya perbuat? Apa?
“Noor. Dengarlah. Tidakkah ia katakan padamu: aku meninggal ketika ia remaja? Tidakkah ia katakan Paul Law itu penulis skenario? Yang bercakap-cakap sendirian ketika menulis naskah? Yang memukul-mukul tembok dan menyeret kursi? Yang membawa calon pemain drama ke rumahnya? Itukah yang dia katakan padamu?”

Saya mengangguk. Bibir saya, terasa kering.

They are all lies. Tidak satu pun yang benar. Tak ada Meldwin. Paul Law adalah suami Alissa. “

Cukup. Cukup. Biar saya bertemu Alissa dan saya tanyakan sendiri.

“Alissa tak perlu berbohong pada saya,” kata saya mantap. “Anda juga tentu tahu bahwa di lantai empat ada dua unit apartemen. Yang kiri punya Alissa dan Meldwin. Yang kanan….”

“Pernahkah Anda masuk ke sana, Noor? Pernahkah?”

Saya terdiam. Saya tidak pernah masuk ke tempat Alissa.

“Jika belum, tanyakanlah pada seluruh penghuni flat kita: berapa unit ada di lantai itu. Satu, Noor. Satu. Pintunya dua, kiri dan kanan. Tapi yang kanan hanya berfungsi sebagai dekorasi.”

Saya sesak napas. Hanya mata saya mengerjap-ngerjap.

“Anda tak akan percaya, sampai Anda lihat sendiri semuanya.”

“Maksud Anda, Mam?”

Dorothy mengusap air matanya.

“Anda akan tahu, Noor. Akan tahu. Maaf, saya harus pergi. Tapi, kalau Anda bertemu Alissa,”tangan keriput itu menyentuh bahu saya. “katakanlah, ibunya menunggu dia.”

Saya menatapnya. Saya teringat, ibu saya juga menunggu saya. Tiba-tiba sekali, saya merasa, Dorothy tak berdusta pada saya.

Saya dan Titus makan pizza terlalu banyak malam itu. Kami kekenyangan dan langkah kami sangat lambat dan malas. Langit berbintang terang dan kami berjalan bergandengan. Saya beberapa kali menatap wajah Titus dalam keremangan. Membayangkan wajah bayi kami yang mungkin saja akan mengambil bagian wajah pria di sebelah saya itu.

“Waduh. Ada apa ini,”desis Titus menghentikan langkah.

Saya mengangkat kepala, terkejut.

Beberapa orang berkumpul di halaman flat kami. Beberapa dengan handy talky, seperti penjaga gedung, tampaknya. Saya ketakutan, saya cekal lengan Titus kuat-kuat. Kami sedikit terlambat untuk tidak masuk ke halaman....

Belum habis kecemasan saya, saya lihat sosok itu. Dorothy.

“Noor?! Noor! Oh. Oh,”katanya terengah-engah.

“Dorothy,” saya merangkulnya. “Tenanglah. Ada apa?”

“Mengapa mereka lama sekali?”

“Siapa?”

“Saya sudah menelepon 999. Oh. Alissa.Oh,” ia menggeleng berkali-kali.

“Mereka pasti segera ke sini,” Titus tersenyum dan membawa Dorothy ke bangku di dekatnya. “Siapa yang sakit, Mam? Ada apa?”

Dorothy belum membuka mulutnya ketika mobil putih itu datang. Dan orang-orang berlarian keluar. Dan ketenangan sekejap, berganti dengan kepanikan yang lebih hebat.

Titus mendudukkan saya. Dikecupnya kening saya.

“Jangan ke mana-mana. Diamlah di sini.”

Semua berlangsung begitu cepat. Begitu cepat. Orang-orang berlarian. Dorothy menangis. Kereta dorong. Lift yang tertutup dan terbuka lagi. Dan...Alissa! Alissa! Tuhan, itu betul-betul Alissa.

Saya menjerit. Di depan mata saya, saya lihat wajahnya yang hancur. Lebam. Matanya hitam dan bibirnya penuh luka. Rambutnya basah. Tulang pipinya lebih menonjol lagi dari terakhir saya bertemu dia.

Dua minggu saya tak melihatnya. Saya tak dengar apa-apa. Dan, oh, dia….

Saya merasa orang hilir-mudik di sekitar saya. Petugas paramedis. Polisi. Saya tidak tahu persis. Semua berseragam. Semua bergerak. Dengan hati hancur, saya sempatkan diri merebut tangan Alissa. Menggenggamnya.

“Kamu kenali saya, Alissa? Kamu lihat saya?” kata saya dengan mata berlinang.

“Noor.” Alissa meraih wajah saya. “I am sorry,” katanya tersenyum getir. “There is no Meldwin. Tak ada siapa-siapa. Tidak ada penulis skenario yang hebat itu. Tidak ada. Hanya ada seorang istri yang bodoh dan pria yang egois.” Dia memeluk saya. “Saya bohong tentang semuanya. Saya tak pernah jadi apa pun. Tidak guru musik. Tidak juru rawat. Saya tidak pernah ke Nepal. Ghana. Montreal. Mana pun. Saya hanya mengikuti dia ke mana dia pergi. Tak berdaya sama sekali. Jiwa saya sudah mati... Noor. Mati. Mati.”

Saya menangis melihat air matanya jatuh.

“Saya sakit sekali, tapi tak mungkin saya meninggalkan dia....”

“Alissa, pergilah. Engkau akan baik-baik. Engkau akan sembuh. Bercerailah dari dia. Tinggalkan dia,”bisik saya di telinganya. “Saya masih ingin sarapan dengan kamu.”

Kami berpelukan. Saya rengkuh tulang dan kulit tipis di depan saya. Dia betul-betul tak berdaya. Saya belai pipinya yang merah tua. Saya ingat, ia selalu tertawa. Ia sungguh jelita. Ia, juga, sungguh menderita.

“Nanti saya jelaskan semuanya, Noor. Kalau sempat. Kamu membuat saya begitu bahagia, meski sekejap.”

Saya hapus air mata saya. Lalu air matanya. Tangan Titus, saya rasakan menarik saya.

“Pergilah, Alissa.”

Sesaat, saya lihat Dorothy.

“Kembalilah pada ibumu kalau kamu sudah sembuh, ya?” bisik saya sambil mengusap rambutnya yang basah. “Berjanjilah pada saya, Alissa. Berjanjilah kamu akan kembali pada ibumu.”

Alissa menatap saya tak lepas. Saya lihat ia mengangguk pelan. Saya peluk dia sekali lagi.

Mereka menarik kereta itu dari hadapan saya. Memaksa saya menjauh dari Alissa. Titus menarik badan saya. Saya tak punya kekuatan apa-apa menahan Alissa, betapapun saya ingin. Orang-orang berkerumun, menelan Alissa. Saya sempat lihat, mereka memasukkan tubuh kurusnya ke dalam mobil putih. Saya menggenggam erat-erat lengan Titus.

Dorothy membenamkan wajahnya di bahu saya.

“Mereka menangkapnya. Mereka menangkapnya. Mereka bawa pergi bajingan itu....”

Bayangan Paul menari-nari di pelupuk mata saya. Bagaimana saya ketakutan atas tatapannya yang tajam, di tangga waktu itu. Oh. Ia yang menyeret teman saya. Dan bunyi-bunyi itu? Oh. Itu badan sahabat saya yang dia benturkan ke mana-mana. Oh. Dan suara tangisan yang memilukan hati itu? Itu Alissa yang hancur....

Jiwa saya terasa hilang separuh.

Pada rangkulan Titus, saya rebah.
Tamat